Waktu silih berganti tak kita sadari kita akan berpinjak masuk dibulan rajab lagi, dimana bulan rajab adalah salah satu bulan yang istimewa diantara bulan-bulan yang lain. Allah telah mengususkan dan mengistemewakan bulan muharam yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, dibulan ini kita disunahkan untuk berpuasa dengan niat lillahita'alla banyak juga keistemewaan dibulan ini, tinggal kita kembalikan dihati nurani masing-masing,ingin melakukan atau tidak !
Dalam salah satu Hadist, yang diriwayatkan oleh Mujibah al-Bahiliyah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda, “Puasalah pada bulan-bulan haram (suci dan mulya).”
(Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Selain hadist diatas masih terkait puasa bulan Rajab, maka cukup banyak hadist lain yang menjelaskan tentang hal itu, namun kesahihanya masih dipertanyakan oleh beberapa ulama, tentu hal demikian bisa menjadi bahan diskusi yang menarik bagi kita. Hadist-hadist itu antara lain:
- Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT. Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi’raj akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa.
- Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab maka akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT.
- Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat.
- Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, Insyaallah permintaannya akan dikabulkan.
- Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga.
- Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya.
- ”Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?” Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini”.
- Dalam Sabda beliau yang lain (mursal) Riwayat Abul Fath dari al-Hasan, Rasulullah mengatakan: “Sesungguhnya Rajab adalah bulannya ALLAH, Sya’ban adalah bulanku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus bagi mereka.
Dan ini ada sebuah cerita yang semoga menjadikan motivasi kita untuk giat berpuasa sunnah, cerita ini diriwayatkan oleh tsauban.
“Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:”Ya Rasulullah mengapakah engkau menangis?” Lalu beliau bersabda :”Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa atas mereka”.
Sabda beliau lagi: “Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya mereka ini mau berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya mereka tidak akan disiksa di dalam kubur.”
Tsauban bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa kubur?” Sabda beliau: “Wahai Tsauban, demi ALLAH Zat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun.”
Dalam Islam dikenal pula ilmu mushthola al-hadits, yang menjelaskan tentang berbagai kedudukan hadits. Salah satu hal penting untuk diketahui adalah: sebuah hadits dhoif ternyata bisa digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan suatu amalan, yang tidak boleh adalah hadist dhoif tersebut digunakan sebagai dasar penetapan suatu hukum syara’. Jadi wilayah fungsinya sebagi sumber motivasi dalam ibadah saja, maka tidak menjadi masalah.
semoga ini menjadi dasar kita untuk lebih giat, semangat dan tekun beribadah kepada Allah SWT. Aaminn.
Dari beberapa Sumber: (pesantren virtual.com, ikwanti.wordpress.com, shalimow.com dan sumber lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar