Assalamualaikum Wr,Wb. Selamat datang digubuk sederhanaku.Marilah belajar menulis dan terus membaca agar kelak kita tak tertinggal oleh wawasan dunia, mari belajar belajar dan terus belajar. Salam damai. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sabtu, 05 Mei 2012

Menghidupkan Aktivitas Yang Kreatif Bagi Pelajar

Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan.
 (Napoleon).

      Dunia organisasi disekolah telah menjadikan sebuah ajang untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya sehingga siswa bisa mengenali siapa dirinya sebenarnya. Hal ini yang terkadang tidak tercapai dalam pengembangan pendidikan formal di sekolah-sekolah. Tak dapat dipungkiri targetan kurikulum pendidikan yang semakin dibuat padat menjadikan proses belajar mengajar lebih berorientasi pada target angka-angka akademik sehingga siswa cukup kesulitan untuk meningkatkan pengembangan diri yang dia miliki. 
     Pemerintah kita telah menggembar-gemborkan yang namanya pendidikan karakter namun kenyataannya pengembangan karakter di dunia pendidikan tidak sesuai dengan porsi yang semestinya seharusnya yang namanya pendidikan karakter bagi siswa diberi porsi yang lebih karena mengingat tantangan massa depan bagi bangsa ini yang lebih membutuhkan generasi yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang yang lebih dengan peningkatan skill yang berbasis pada segala hal kratifitas.
      Dunia pendidikan hendaknya harus lebih jeli membaca tantangan kebutuhan bangsa dalam kerangka yang lebih komprehensif. Namun sayangnya asumsi yang diprioritaskan dalam pendidikan kita seringkali berorientasi pada pemenuhan kebutuhan kerja.Standarisasi yang berlakukan pemerintah dalam rangka mengontrol tingkat kualitas pendidikan nasional bukanlah sepenuhnya menjadi hal yang buruk, sebaliknya harapan akan kemajuan bangsa dengan tingkat prestasi akademis yang unggul akan menopang berjalannya prosesi pembangunan manusia Indonesia. Namun hal ini menjadi masalah ketika tujuan mulia pendidikan meminjam istilah Darmaningtyas sebagai proses penyadaran manusia akan hakikat dirinya, justru direduksi menjadi proses monoton yang menjadikan siswa sebagai mnusia karbitan yang hanya memahami realitas tanpa rasionalitas. Efeknya adalah lahirnya manusia yang memahami contains tanpa context.
      Pemahaman akan berbagai ilmu pengetahuan tanpa mampu menangkap kontekstualisasi akan latar kehidupan masyarakat menjadikan siswa gagap dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini menjadi masalah akurt dalam kondisi pendidikan Indonesia. Kegagapan ini sangat jelas terbuka ketika siswa memasuki dunia Universitas dimana siswa harus mulai berani mengambil pola-pola studi tanpa tekanan. Biasanya mahasiswa baru mengalami kegagapan dan cenderung mengikuti arus monotonnya, sehingga banyak dikampus-kampus terbaik dinusantara ditemukan mahasiswa dengan tingkat pemahaman studi yang rendah dan cenderung mengandalkan indeks prestasi sebagai satu-satunya modal. 


sumber:  Redaktur senior harian suara merdeka.

Tidak ada komentar: